Home » , , » Semut Rang-Rang Yang Semakin Langka

Semut Rang-Rang Yang Semakin Langka

Di kebun belakan di pohon-pohon randu, pohon mangga, pohon jambu monyet dan pohon lainnya beberapa waktu lalu banyak sekali terdapat sarang semut yang warnanya merah kalau di tempat saya namanya semut Ngangrang, kalo mereka si semut ngangrang (semut rangrang) tersebut menggigit rasanya perih tetapi tidak gatal.

Semut Rangrang atau kerangga (Oecophylla) adalah semut berukuran agak besar yang dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam membentuk anyaman untuk sarangnya. Dalam bahasa Inggris ia disebut weaver ant atau "semut penganyam". Rangrang sebagaimana banyak semut lain adalah serangga sosial dan membentuk koloni. Koloni rangrang dapat sangat tinggi populasinya.

Di dunia dikenal dua jenis rangrang yang masih menyintas. Sisanya ditemukan dalam bentuk fosil. Jenis pertama adalah rangrang asia (O. smaragdina) yang tersebar luas dari Pakistan sampai Australia bagian utara dan rangrang afrika (O. longinoda) yang menghuni kawasan tropis di Afrika.

Serangga ini bersifat teritorial (menjaga tempat hidupnya) dan bertemperamen "galak". Rangrang tidak segan-segan menyerang apa pun yang mendekati kawasan aktivitasnya. Karena perilaku ini, banyak pemilik pohon buah di Asia Tenggara memanfaatkannya untuk menjaga buah yang mulai ranum. 

Bagi para petani, semut itu cukup berguna sebagai pembasmi dan pengendali hama tanaman. Semut rangrang dapat membunuh hama tanaman yang menyebabkan tanaman para petani itu tumbuh dengan baik. Siapa sangka, semut rangrang yang cukup ditakuti keberadaannya ini ternyata bermanfaat juga.
Manfaat semut rangrang untuk tanaman telah dikenal di banyak negara. Demikian pula, petani-petani di Delta Mekong (Vietnam) dan di Kalimantan Timur (Indonesia), mempunyai pengalaman mengenai bagaimana semut rangrang dapat meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan lebih segar.

Jika diamati dengan seksama, semut rangrang dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenis hama seperti kepik hijau, ulat pemakan daun, dan serangga-serangga pemakan buah. Populasi semut rangrang yang tinggi dapat mengurangi permasalahan hama tungau, pengorok daun dan penyakit ’greening” pada kebun jeruk.

Semut rangrang diketahui juga dapat melindungi Eucalyptus dan pohon-pohon kayu lainnya. Semut ini dapat mengendalikan sebagian besar hama pada tanaman jeruk dan mete, melindungi tanaman kelapa dan coklat dari serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen. Semut rangrang juga dapat menghalangi serangan tikus.

Selain sebagai penjaga, rangrang dimanfaatkan manusia sebagai sumber pakan burung berkicau peliharaan. Larvanya dikenal sebagai kroto dan disukai oleh burung pemakan serangga. Kroto merupakan komoditas perdagangan sekunder sebagai tambahan penghasilan petani. Rangrang memiliki perilaku memelihara beberapa jenis kutu sisik untuk diperah cairannya.

Tetapi saat ini kalau saya ke kebun belakang melihat pohon yang ada di sana sudah tidak saya temukan lagi kelompok-kelompok atau koloni-koloni semut rangrang itu, saya sering melihat orang membawa bambu panjang di pucuk bambu tersebut di pasangi semacam tompo (besek dari bambu) ternyata orang tersebut mencari kroto untuk dijual. 

Ternyata sekarang ini lagi demam semut rang-rang mulai melanda Indonesia, bukan hanya di Jawa, luar jawa sampai di Thailand sekalipun mulai demam semut rang-rang memakai toples. Entah siapa yang memicu semua ini yang jelas keadaan ini dimanfaatkan oleh orang-orang untuk menghasilkan uang tambahan dari memelihara semut rangrang ini.


Share this article :
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Cumbri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger