Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Serat Kalitada Jaman Edan

Monday, June 22, 2015

Ngobrol bersama Pakdhe ku ternyata sampai membahas mengenai Serat Kalitada karangan dari Raden Ngabehi Ronggowarsito, Pakdhe ku bercerita bahwa di dalam Serat Kalitada tersebut bahwa menggambarkan keadaan di jaman yang akan datang, umat manusia akan kebingungan karena di dunia ini tidak akan ada kepastian dan tidak menentu keadaannya jaman tersebut adalah jaman gila atau edan. 


Serat Kalatidha ingkang dipun anggit pujangga agung Raden Ngabehi Ronggowarsito, anggambaraken kawontenan ing jaman
mangu-mangu. Umat manungsa tansah mangu-mangu awit
kawontenan ing ndoya ingkang mboten wonten pesthenipun,
ingkang kaserat ugi minangka jaman edan.

1. Siji
Mangkya darajating praja,
kawurjan wus sunya ruri,
rurah pangrehing ukara,
karana tanpa palupi,
ponang paramengkawi,
kawileting tyas malatkung,
kongas kasudranira,
tidhem tandhaning dumadi,
ardayengrat dening karoban rubeda.

2. Loro
Ratune ratu utama,
patihe patih linuwih,
pra nayaka tyas raharja,
panekare becik-becik,
parandene tan dadi,
paliyasing Kalabendu,
malah sangkin andadra,
rubeda kang ngreribedi,
beda-beda ardane wong sanagara,

3. Telu
Katatangi tangisira,
sira sang paramengkawi,
kawileting tyas duhkita,
kataman ing reh wirangi,
dening upaya sandi,
sumaruna anarawung,
pangimur manuara,
met pamrih melik pakolih,
temah suha ing karsa tanpa weweka,

4. Papat
Dhasar karoban pawarta,
babaratan ujar lamis,
pinudya dadya pangarsa,
wekasan malah kawuri,
yen pinikir sayekti,
pedah apa aneng ngayun,
andhedher kaluputan,
siniraman banyu lali,
lamun tuwuh dadi kakembanging beka.

5. Limo
Ujaring panitisastra,
awawarah asung peling,
ing jaman keneng musibat,
wong ambek jatmika kontit,
mengkono yen niteni,
pedah apa lalawora,
mundhak angraranta ati,
angurbaya ngiketa cariteng kuna,

6. Enem
Keni kinarya darsana
penglimbangan ala lan becik,
sayekti akeh kewala,
lalakon kang dadi tamsil,
masalahing ngaurip,
wahananira tinemu,
temahan anarima,
mupus papasthening takdir,
puluh-puluh anglakoni kaelokan.


7. Pitu
Amenangi jaman edan,
ewuh aya ing pambudi,
melu edan nora tahan,
yen tan melu anglakoni,
boya kaduman melik,
kaliren wekasanipun,
dilalah karsa Allah,
begja-begjane kang lali,
luwih begja kang eling lan waspada.

8. Wolu
Samono iku bebasan,
padu-padune kepengin,
bener ingkang angarani,
nanging sajroning batin,
sajatine nyamut-nyamut,
wis tuwa arep apa,
nuhung mahasing asepi,
supayantuk parimarmaning Hyang Sukma.

9. Songo
Beda lan kang wus santosa,
kinarilan ing Hyang Widdhi,
satiba malanganeya,
tan susah ngupaya kasil,
saking mangunah prapti,
PAngeran paring pitulung,
marga samaning titah,
rupa sabarang pakolih,
parandene masih taberi iktiyar.

10. Sepuluh
Sakadare linakonan,
mung tumindak mara ati,
angger tan dadi prakara,
karana wirayat muni,
ihtiyar iku yekti,
pamilihe reh rahayu,
sinambi budi daya,
kanthi awas lawan eling,
kang kaesthi antuka parmaning Suksma.

Itu tadi serat Kalitada dari Raden Ngabehi Ronggowarsito yang terdiri dari sepuluh serat bisa di artikan sendiri.

Sekarang mungkin sudah memasuki jaman edan tapi mungkin juga nanti generasi setelah kita lebih edan lagi. Sampai tengah malam topik obrolan kami masih mengenai Serat Kalitada kopi ku aja sudah habis dan untuk tidak mengganggu istirahat Pakdhe aku berpamitan pulang.

Sang Abu Nawas Yang Lucu

Bulan Puasa tahun ini Juni 2015 atau Ramadhan 1436 H termasuk panas disiang hari dan dingin di malam hari maklum saja sudah mulai memasuki musim ketigo atau musim kemarau. Dari pada gak ada kegiatan iseng-iseng aku mencari buku bacaan ketemu buku yang berjudul Abu Nawas Sang Penggeli Hati aku baca cerita-cerita lucu dari buku ini dan katanya buku tersebut bahwa sebenarnya Abu Nawas bukan merupakan Tokoh Fiksi semata berikut ini saya kutip dari buku tersebut.

Nama Abu Nawas begitu populernya sehingga cerita-cerita yang mengandung
humor banyak yang dinisbatkan berasal dari Abu Nawas. Tokoh semacam Abu Nawas yang mampu mengatasi berbagai persoalan rumit dengan style humor atau bahkan humor politis temyata juga tidak hanya ada di negeri Baghdad. Kita mengenal Syekh Juha yang hampir sama piawainya dengan Abu Nawas juga Nasaruddin Hoja sang sufi yang lucu namun cerdas. 

Kita juga mengenal Kabayari di Jawa Barat yang konyol namun temyata juga cerdas. Abu Nawas! Setelah mati pun masih bisa membuat orang tertawa. Di depan makamnya ada pintu gerbang yang terkunci dengan gembok besar sekali.
Namun di kanan kiri pintu gerbang itu pagarnya bolong sehingga orang bisa leluasa masuk untuk berziarah ke makamnya. Apa maksudnya dia berbuat demikian. Mungkin itu adalah simbol watak Abu Nawas yang sepertinya tertutup namun sebenarnya terbuka, ada sesuatu yang misteri pada diri Abu Nawas, ia sepertinya bukan orang biasa, bahkan ada yang meyakini bahwa dari kesederhanaannya ia adalah seorang guru sufi namun ia tetap dekat dengan rakyat jelata bahkan konsis membela mereka yang lemah dan tertindas.

Begitu banyak cerita lain yang diadopsi menjadi Kisah Abu Nawas sehingga kadang-kadang cerita tersebut nggak masuk akal bahkan terlalu menyakitkan orang timur, saya curiga jangan-jangan cerita-cerita Abu Nawas yang sangat aneh itu sengaja diciptakan oleh kaum orientalis untuk menjelek-jelekkan masyarakat Islam. Karena itu membaca cerita Abu Nawas kita harus kritis dan waspada.

Siapakah Abu Nawas? Tokoh yang dinggap badut namun juga dianggap ulama besar ini— sufi, tokoh super lucu yang tiada bandingnya ini aslinya orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz meninggal pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan Kufa. Di sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan orang-orang badui padang pasir.

Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa Arab dan adat istiadat dan kegemaran orang Arab", la juga pandai bersyair, berpantun dan menyanyi. la sempat pulang ke negerinya, namun pergi lagi ke Baghdad bersama ayahnya, keduanya menghambakan diri kepada Sultan Harun Al Rasyid Raja Baghdad.

Jika ada yang kepingin baca bukunya download aja di SINI

Belimbing Wuluh Yang Kecut Tapi Bermanfaat

Hari minggu siang panasnya gak terkira, aku liat mbokku (ibuku) pulang dari arisan RT sambil membawa belimbing wuluh (belimbing asam) aku kok jadi penasaran juga buat apakah buah kecut (asam) itu di bawa pulang ibu ku ??!! Katanya untuk membuat Jangan Asem (sayur asem). 

Belimbing wuluh atau belimbing asam bahasa latinnya Averhoa bilimbi ini dapat tumbuh baik di tempat tempat terbuka yang mempunyai ketinggian kurang dan 500 meter di alas permukaan air laut. Di negara asalnya, tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan di Indonesia banyak dipelihara di pekarangan atau kadang-kadang tumbuh secara liar di ladang atau tepi hutan. 

Tumbuhan belimbing wuluh kalau bahasa sunda Calincing atau belimbing asam ini tingginya dapat mencapai lebih dari 10 meter dan mempunyai  batang yang keras. Ada dua varitas dari tumbuhan belimbing asam ini yaitu yang menghasilkan buah berwarna hijau dan kuning muda atau sering pula dianggap berwarna putih. Batangnya tidak banyak memiliki cabang. sedang daunnya bersirip genap. Bunganya yang kecil-kecil menggantung berwarna merah atau keunguan dengan buah memanjang dan dilamnya berongga berisi biji. Daging buahnya banyak mengandung air yang berasa asam.


Buah Belimbing wuluh atau Belimbing asam mempunyai kandungan unsur kimia yang disebut asam oksalat dan kalium. Jadi belimbing wuluh atau belimbing asam ini memiliki juga khasiat dan manfaat untuk pengobatan bagi kita manusia.

Khasiat dan manfaat untuk pengobatan:

1. Sariawan
Bahan : 11 kuntum bunga belimbing asam, asam jawa dan gula merah
Cara membuat : direbus bersama-sama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan : diminum pagi dan sore.

2. Baruk
Bahan : 1 genggam bunga belimbing asam dan 1 potong gula batu
Cara membuat : direbus bersarna-sama dengan 1 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 0,5 
Cara menggunakan : diminum pagi dan sore secara rutin.

3. Beguk
Bahan : 10 lembar daun belimbing asarn dan 4 siung bawang merah
Cara membuat : ditumbuk bersama-sama sampai halus
Cara rnenggunakan: unwk bobok atau obat luar.

4. Encok
Bahan : 1 genggam daun belimbing asam ditambah kapur sirih
Cara membuat : dipipis bersama-sama
Cara menggunakan: digosokkan sebagai param.

Bingung Edit Hasil Scane Berubah Jadi Tulisan



Lagi enak-enaknya maen game Command & Conquer Generals temen kerja ku nanya masalah scane yang baru saja dia buat katanya hasil dari scane tersebut kepingin dia edit dari pada nulis ulang lagi katanya gitu. Nanya tentang program untuk edit hasil scane tersebut biar bisa menjadi tulisan dan bisa di editnya lagi, dari pada nyari program ato sofware yang gak jelas aku bilangin di laptopmu aja ada kok di Microsoft Office. Gak ngerti caranya dia bilang &^%^%$@((&.

Untuk mengedit hasil scane yang kita buat dan bisa menjadi tulisan biasa di txt ataupun di microsoft word di laptop, komputer (PC) bahkan notebook kita semuanya biasanya sudah ada program yang umum yaitu Microsoft Office yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Cuma mungkin caranya saja yang tidak tahu, untuk itu kita tidak perlu lagi mencari sofware atau program lain lagi.

Berikut ini cara edit hasil scane menjadi file txt ataupun  microsoft word
1. Buka Microsoft Office OneNote2007.
2. Lihat bagian menu bar, klik : Insert > Pictures > From Files.


3. Cari file hasil scaning yang telah Anda simpan sebelumnya, kalau sudah ketemu lalu klik insert.


4. Jika file yang kita maksud telah tampil di OneNote2007, selanjutnya klik kanan pada bagian gambarnya. Akan muncul kotak dialog seperti gambar berikut. Pilih Copy Text From Picture.



5. Terakhir, buka Microsoft Office Word 2007, buat dokumen baru dan paste.



Save, selesai.

Sekarang Anda bisa berbuat apa saja dengan teks hidup yang tampil di Ms Word Kita.
Dibawah ini Video Tutorialnya di YouTube

Memet Ikan Di Kalen

Sunday, June 21, 2015

Satu gelas kopi sudah aku buat dan aku bawa ke bangku di emper rumah sambil udut diselingi ngopi serta chating bbm rasanya nikmat ku bayangkan seperti itu, kucari udutku tapi kok tinggal satu batang yang ada. Akhirnya aku pergi kewarung sebelah barat rumahku agak jauh juga sih kudu naik motor di tengah-tengah jalan aku lihat beberapa orang berkumpul di pinggir jalan tepatnya di Kalen (selokan) aku penasaran adapakah ? dari pada pernasaran pingin tahu akirnya aku berhenti dan melihat wah ternyata mereka lagi MEMET di Kalen (mencari ikat) dari sisa-sisa air selokan disitu kayaknya banyak terdapat ikan kemungkinan lele, wader, uceng dan bahkan iwak empluk (cetuk).

Kata MEMET mungkin cuma orang-orang dan anak-anak daerah asalku saja yang mengetahuinya, di tempat lain lain kemungkinan berbeda bahasa atau istilah. Kalau waktu jaman aku SD dahulu memet di kalen itu hampir tiap akhir musim penghujan anak-anak yang suka bermain bersama-sama teman-teman akan melakukan pencarian dan pemburuan ikan di kalen-kalen yang air nya tinggal genangan nya saja.

Cara memet itu lah yang mengasikan bagi anak-anak usia 7 sampai 13 tahun bermain air dan berburu ikan yang kecil-kecil berebutan beramai-ramai. Kalen atau selokan itu di bendung dahulu disebelah bawahnya lalu anak-anak akan NEWU (menguras airnya) sedangkal mungkin menggunakan ember bekas atau batok kelapa. Setelah air tinggal sedikit maka anak-anak akan segera turun mengubek-ubek air yang tinggal sedikit tapi dan ikan kecil-kecil akan segera di buru nya. 

Itu tadi sedikit tentang memet mencari ikan yang sangat di gemari anak-anak di mana saja berada, untuk tempat yang lain kemungkinan istilahnya berbeda kalau ada yang pernah mengalami hal seperti itu di tempat asal nya namanya apa ? bisa kasih tahu ??? 

Warung Kopi Ndalan Anyar

Waktu malem bulan purnama tanggal 15 Jumadilakhir Tahun 1948 kalender Jawa atau tanggal 05 April 2015, malam itu pukul 20:00 WIB aku di Whatsapp temenku namanya Eko orang Ponorogo di ajakin ngopi katanya dari pada di rumah tidur sore. Akhirnya aku stater motorku dan berangkat kerumahnya sendirian melewati perbatasan hutan jati Alas Kucur ternyata tidak ada apa-apa dijalan malam itu sampai di rumahnya Eko. 

Di rumahnya eko bercakap-cakap sejenak ngobrol masalah ini dan itu sudah jam 21:00 WIB aku tagih Ngopinya tadi la wong tadi katanya ngajakin Ngopi, berangkatlah ke jalan anyar Ponorogo hanya sekedar kepingin ngopi.

Ngopi merupakan kenikmatan tersendiri bagi penikmat kopi terutama apalagi kalau kita minum kopinya di warung yang penjual kopinya cantik dan enak di pandang mata. Di Ponorogo ada tempat Ngopi yang menurut saya cukup ramai di malam hari entah itu malam apa saja terutama kalau malam minggu, tempat ngopi itu berada di sekitaran GOR Ponorogo orang-orang menyebutnya Ndalan Anyar atau jalan baru walaupun hanya warung-warung tenda di pinggiran jalan.  Banyak berjajar warung-warung kopi di Ndalan Anyar ini kalau di hitung lebih dari 25 warung tenda yang hampir semua penjualnya wanita yang masih muda dan cantik-cantik katany orang.

Warung-warung yang banyak berjajar di Ndalan Anyar Ponorogo ini hampir semuanya menjajakan kopi hitam (kopi murni) maupun kopi produksi pabrik ada kopi white dan lain sebagainya. Aku dan temenku eko berhenti di salah satu warung kopi tenda di antara banyak warung yang berjajar yang penting ada kopinya dan bisa nongkrong sambil ngobrol kesana kemari entah yang di omongin apa saja, kadang kala gadis penjual kopi juga ikutan nimbrung ngobrol kalau pengunjungnya agak sepi.


Mulai dari jam 20:00 WIB warung-warung kopi tenda di pinggir jalan baru ( Ndalan Anyar ) Ponorogo ini sudah membuka lapak warungnya dan tutup sampai jam 02:00 dini hari kadang sampai subuh baru membereskan barang dagangan beserta tendanya. Makanan serta minuman yang dijual biasanya ada nasi pecel, mie rebus maupun goreng, aneka gorengan, susu jahe dan sebagainya tidak mungkin ketinggalan pastinya kopi hitam yang menjadi minuman utama. Aku dan temanku sampai jam 23:30 WIB baru meninggalkan warung kopi tenda di Ndalan Anyar ini dan tidak lupa membayar kopinya.

Kembang Sari Cina atau Bunga Tapakdara Berguna Bagi Kesehatan

Sore sepulang kerja cuaca siang tadi benar-benar panas menyengat maklum saja saat itu musim kemarau panjang kulihat di halaman rumahku tanaman bunga Tapakdara agak layu mungkin karena terlalu terpanggan oleh sinar sang surya yang begitu panas lalu aku mengambil selang air untuk menyiraminya. Ada beberapa tanaman bunga sebenernya di halaman depan rumahku tapi aku agak tertarik dengan bunga Tapakdara satu ini, iseng-iseng aku mencari artikel tentang bunga Tapakdara ini ternyata ada banyak manfaatnya bagi kita. Khasiat dan manfaat bunga tapakdara antara lain untuk radang perut/disentri, kurang darah, tangan gemetar, gondok, demam, asma, leukimea, hipertensi atau darah tinggi serta diabeter atau kencing manis.

Mengenal namanya bunga Tapakdara mungkin bentuknya yang seperti bekas telapak burung dara kali, bunga Tapakdara dengan nama lain Perwinkle (bahasa Inggris), bahasa Jawa Kembang Sari Cina, bahasa Sunda Kembang Tembaga Beureum ini merupakan familia atau suku tumbuhan Apocynaceae sebenarnya bunga tapakdara ini dari Amerika Tengah.


Bunga Tapak Dara ini banyak kita jumpai di sekitar kita tinggal yang di pelihara sebagau tanaman hias di halaman maupun di kebun. Bunga Tapakdara ada dua jenis yaitu berbunga merah dan berbunga putih, tumbuhan ini hanya dapat mencapai ketinggian 100cm atau 1 meter saja. Daunya berwarna hijau berbentuk bulat telur diklasifikasikan berdaun tunggal, dari artikel yang aku baca bunga tapak dara dari akar, batang, daun sampai bunganya mempunyai unsur-unsur zat kimiawi yang bermanfaat untuk berbagai pengobatan. Kandungan Kimiawinya antara lain vinkristin, vinrosidin, vinblastin dan vinleurosin merupakan komposisi zak alkaloid.

Khasiat dan manfaat bunga tapakdara untuk pengobatan :
1. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

  • bahan : 15-20 gram daun tapak dara kering, 10 gram bunga krisan
  • cara membuat : direbus dengan 2,5 gelas air sampai mendidih dan disaring
  • cara menggunakan : diminum tiap sore

2. Leukemia

  • bahan : 20-25 gram daun tapakdara kering, adaspulawaras
  • cara buat : direbus dengan 1 liter air dan di saring
  • cara menggunakan : diminum 2 kali sehari pagi dan sore

3. Diabetes mellitus ( kencing manis)

  • bahan : 10-16 lembar daun tapakdara
  • cara buat : direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
  • cara menggunakan : setelah dingin diminum, di ulang sampai sembuh

4. Demam

  • bahan : 1 genggam (12-20 gram) daun tapakdara, 3 potong batan dan akar tapak dara
  • cara buat : direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1,5 gelas
  • cara menggunakan : diminum pagi dan sore dan ditmabah gula kelapa

5. Asma dan Bronkhitis

  • bahan : 1 potong bonggol akar tapakdara
  • cara buat : direbus dengan 5 gelas air
  • cara menggunakan : diminum 2 kali sehari pagi dan sore


Kayu Jati Alas Ndonoloyo


Hari minggu gak ada kegiatan apapun jadi bingung mau ngapain ?! pada waktu itu aku masih SMP (tahun 1996) dan akhirnya duduk manis didepan TV nonton acara kesukaanku Dragon Ball. Setelah Dragon Ball selesai tayang aku stater motor bututku Yamaha robot dan keluar rumah entah kemana pokoknya gak bete di rumah, sampai pertigaan deket warungnya mbak ira aku ketemu temenku dan di ajak ke rumah temennya yang ada di Slogohimo tempatnya deket Alas Ndonoloyo. Aku pikir-pikir asik juga main ke Alas Ndonoloyo dari pada gak ada kegiatan sama sekali di rumah kan enak main ke Ndonoloyo, disana di Alas Ndonoloyo kalau hari minggu banyak orang sekedar nongkrong menghabiskan waktu hari libur tapi itu dulu jaman aku masih SMP gak tau kalau sekarang.

Membahas mengenai Alas Ndonoloyo atau Hutan Ndonoloyo itu terletak di Desa Watusomo Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri, kalau kita mau ke Alas Ndonoloyo dari Kota Solo kurang lebih sekitar 75 km arah Tenggara Kota Solo, dari Kota Wonogiri ketimur 45 km. Alas Ndonoloyo atau hutan Ndonoloyo ini merupakan hutan sejenis tanamannya kayu jati dan pinus. Di Alas Ndonoloyo atau hutan Ndonoloyo ini terdapat Punden atau Makam, kalau hari Minggu biasanya banyak pemuda pemudi yang main ke situ.


Di sekitar Punden atau Makan tersebut masih banyak berdiri kayu jati yang besar-besar ukurannya yang jarang tebang, hanya ditebang kalau Keraton Solo membutuhkan kayu jati untuk membangun Keratonnya. Ukuran kayu jati yang masih tumbuh berdiri dengan kokoh itu kira-kira ada yang berdiameter 2 meter sudah jarang sekali di temui kayu jati yang masih tumbuh sebesar itu di pulau Jawa.

Perbatasan Jawa Tengah Dan Jawa Timur Alas Kucur

Saturday, June 20, 2015


Di Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur sebelah selaatan Gunung Lawu terdapat hutan jati yang memisahkan dua Propinsi. Hutan jati ini masyarakat sekitar menamainya Alas Kucur, tidak seperti di hutan jati sebelah utara Gunung Lawu yang sudah ramai menjadi jalan utama lintas Propisi di Hutan Kucur atau Alas Kucur ini kalau hari liburan Sekolah Minggu atau tanggal merah ramai di kunjungi muda mudi yang menghabiskan hari liburnya di alas kucur ini, entah ngopi atau pun minum air kelapa muda yang banyak di jajakan di situ.

Alas Kucur atau Hutan Kucur ini letaknya di sebelah selatan Gunung Lawu kalau kita dari arah Timur kurang lebih 25 km dari Kota Reog Ponorogo, sedang kalau kita dari arah Solo kita naik Bus jurusan Purwantoro kira-kira sekitar 95 km dari solo, dari Kota Wonogiri 55 km kesebelah Timur.


Mulai pukul 10:00 WIB warung warung kopi sudah mulai di datangi pengunjung yang sekedar menghibur diri di Alas Kucur yang lumayan sejuk di musim kemarau. Muda Mudi ini biasanya datang berame-rame bersama teman-teman sekolah mereka maklum saja di daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur sebelah selatan Gunung Lawu ini jarang sekali tempat Obyek Wisata.

Kadang kala di Alas Kucur ada pentas seni Reog Ponorogo yang di mainkan oleh masyarakat sekitar tepatnya dari Desa Biting Badegan Ponorogo, untuk memeriahkan suasa saja dan untuk latihan katanya sih. Di Alas Kucur ini kadang juga di adakan Lomba Ofrut, kalau ada lomba ofrout ini rame banget dan menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar Alas Kucur.


Untuk Sejarah Kucur sendiri belum ada yang mengetahui nama kucur itu dulunya kenapa kok dinamai Kucur, Mungkin dari teman-teman sekitar Alas Kucur ada yang mengetahuinya bisa menulis coment di bawah dan bisa menambah pengetahuan untuk kita semua yang pernah singgah atau pun cuma lewat Alas Kucur.


Tradisi Megengan Menjelang Lebaran Yang Mulai Luntur

Tuesday, June 16, 2015

Sore itu saya pulang dari sekolah SMK di Solo (kira-kira tahun 1997), sampai rumah keliahatannya di dapur (pawon) ada kesibukan lain dari biasanya. Ibu ku (mbokku) sedang sibuk masak besar kayaknya mebuat kue apem, golong serta jenis masakan yang saya tidak tau pokoknya berbagai macam. Dan aku tanya "arep enek acara opo to mbok ?" (mau ada acara apa to bu ?) dijawab Ibu "Megengan Le".

Megengan merupakan tradisi Selamatan dan mengundang tetangga yang akan di laksanakanmenjelang datangnya Bulan Pasa Kalender Jawa atau Bulan Ramadhan untuk Kalender Hijriyah. Di daerah asalku Wonogiri sampai saat ini masih banyak di jumpai tradisi Megengan ini hampir seluruh warga Desa melakukannya hanya saja tidak satu Desa cuma di lingkungan-lingkungan terdekat saja. Untuk satu RT bisa menjadi 4 sampai 5 bahkan 6 kelompok yang mengadakan Megengan ini, masalahnya kalau satu RT di jadikan satu maka sampai pagi baru selesai dilaksanakan, satu rumah rata-rata akan memerlukan waktu 15 sampai 25 menit.

Tradisi Megengan itu semacam Upacara Selamatan yang akan di pimpin oleh satu orang yang dituakan di lingkungan biasanya orang tersebut pandai mengucapkan Doa Selamat dalam bahasa Jawa kalau di daerah asal saya di sebut NGAJATNE, Tidak semua orang bisa memimpin Upacara Selamatan Megengan ini. Sebelum Upacara Selamatan di mulai akan di hidangkan di tengah-tengah ruangan makanan yang berupa Ubo Rampe berupa Buceng, Golong, Jenag abang, jenang Putih, Jajan Pasar, lauk pauk dan tidak lupa Kue Apem. Semua orang membentuk suatu lingkaran di Jogan (Ruangan Tengah Rumah, rumah orang Jawa jaman dulu hampir semuanya Rumah Limasan atau Joglo yang luas bagian tengah) duduk bersila membentuk lingkaran dan di tengah-tengah di gelar Ubo Rampe untuk Upacara Selamatan Megengan. 


Setelah semua Ubo Rampe siap di tengah-tengah Pemimpin Upacara Selamat Megengan akan mengucapkan Doa-doa Selamat (NGAJATNE) dan orang-orang yang duduk melingkar akan mengucapkan Nggeh dan di akhiri dengan Amin, Upacara Selamatan sudah selesai dan semua Ubo Rampe (Hidangan) di bagikan dengan dibungkus daun jati merata ke semua orang yang datang ke Upacara Selamatan Megengan. Selesai di satu rumah akan berpindah ke rumah yang selanjutnya dan selanjutnya lagi sampai semua rumah yang mengadakan Upacara Selamatan Megengan selesai.

Memeriahkan Lebaran Dengan Balon

BALON mendengar kata tersebut aku jadi teringat dengan suatu benda yang melayang-layang di udara di waktu hari-hari Puasa menjelang lebaran. Di daerah asalku Desa kelahiranku Kepyar waktu dulu jaman tahun 1988 sampai 1997 di waktu menjelang Lebaran atau Hari Raya Idhul Fitri akan banyak anak-anak yang senang membuat suatu hiburan di buatnya balon dari bahan plastik putih maupun hitam yang biasa di beli di pasar Purwantoro.

Untuk membuat balon yang kita perlukan adalah bahan-bahan yang sederhana yaitu platik atau pun kertas, untuk membuat balon dari bahan plastik alatnya cukup menggunakan ublik dan lidi dari pohon kelapan, sedangkan untuk bahan kertas alatnya cukup dengan lem dan ketelatenan.

Waktu dulu jaman belum semodern sekarang ini untuk mengisi waktu di bulan Puasa anak-anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) maupun yang sudah di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di waktu sore hari menghibur dirinya dengan membuat balon ini setelah selesai biasanya akan di umbulne (diterbangkan) dengan menggunakan asap yang di peroleh dengan membakar Blarak (Daun Kelapa Kering) dan sampah-sampah daun yang banyak terdapat di bawah pohon di sekitar jalan Desa. Tapi waktu dulu itu menuruk saya kok terasa lucu juga waktu balon yang selesai di buat dan di terbangkan tapi setelah terbang di kejar sampai turun lagi dan di bawa pulang.


Itu tadi sekelumit kesibukan anak-anak Desaku jaman 1988 sampai 1997 untuk mengisi waktu di sore hari bulan Puasa. Menjelang berakhirnya Bulan Puasa anak-anak akan membuat jenis Balon yang sama tetapi ukurannya yang jauh berbeda biasanya ukuran diameter balonnya itu akan 2 meter sampai 3 meter dan ketinggiannya biasanya ada yang 5 m sampai 8 meter, balon yang ukurannya besar ini akan di umbulne (diterbangkan) di waktu setelah selasai Sholat Idhul Fitri, di lapangan Desa Kepyar ( Lapangan Mandala Bakti) akan dilaksanakan Sholat Idhul Fitri seluruh warga baik yang masih kecil sampai yang sudah tua.


Di lapangan Desa ini beramai-ramai Balon yang ukurannya Super Besar menurut pandangan orang-orang Desa kami akan di umbulne (diterbangkan) tetapi untuk balon yang ukuran besar ini tidak akan dikejar lagi.



Nyaringnya Baleman (Long Bumbung) Di Waktu Malam

Malam begitu dingin menyusup kekulit sampai ketulang dan aku terbangun dari alam tidur saat terdengar suara Duar duer duor bersahutan di malam pekat, belum ada listrik seperti sekarang ini yang memberikan cahaya hanyalah nyala api dari ublik di ruang tengah di rumah memang hanya satu ublik itu, malam itu bulan Puasa tahun 1989 jam 11 malem suara duar duer duor terdengar lagi dan kuingat itu adalah suara dari baleman mainan dari anak-anak yang selesai Sholat Tarawih.

Baleman adalah sejenis benda yang terbuat dari bambu yang bisa mengeluarkan bunyi Duor, Baleman atau yang umum di sebut Long Bumbung adalah suatu alat permainan anak-anak di waktu malam setelah Sholat Tarawih di Bulan Puasa di Daerah asalku Wonogiri tepatnya Desa Kepyar Kecamatan Purwantoro, tapi permainan itu sudah lama sekali hilang dan mungkin tidak akan di lakukan lagi. Baleman atau Long Bumbung sebenarnya sangat berbahaya bagi anak-anak yang bermain atau yang hanya melihatnya saja karena Baleman atau Long Bumbung cara bermainnya atau membunyikannya menggunakan minyak tanah yang dimasukan kedalam bambu dan di sulut menggunakan api terjadi letusan dan menghasilkan bunyi yang nyaring.

Untuk membuat Baleman atau Long Bumbung kita harus menyiapkan bahan baku berupa Bambu Petung kalau tidah ada bambu petung bisa menggunakan bambu ori. Sedangkan alatnya adalah pahat kecil, palu besi dan besi yang agak panjang atau linggis juga bisa. Membuat baleman atau Long Bumbung kita siapkan bambu petung dengan ukuran panjang kurang lebih 4 meter sampai 5 meter kalau diameternya terserah berapapun semakin diameternya besar semakin kencang suara yang dihasilkan. selanjutnya bambu yang sudah kita potong tadi kita lubangi di bagian paling bawah diatasnya ruas paling bawah dengan ukuran lubang 2 x 2 cm, Kita lubangi juga untuk dalamnya bambu tapi untuk ruas paling bawah di biarkan tetap utuh dan Baleman atau Long Bumbung sudah selesai di buat.


Selain main balon di sorehari anak-anak SD maupun SMP di Desaku jaman tahun 1988 sampai tahun 1997 masih sering memainkan baleman atau long bumbung ini, pada waktu itu masih belum ada Hand Phone apalagi Tablet, jadi untuk mengisi waktu anak-anak SD maupun SMP sering main dengan Baleman atau Long Bumbung ini seletah Sholat Tarawih. Anak-anak beramai-ramai berkumpul di suatu tempat biasanya di tempat salah satu anak untuk bermain baleman ini sampai kantuk menyerang mata merka, biasanya jam 10 malam sudah berhenti dan pulang kerumah masing-masing.


Ikan Jogoripuh Hidup di Sungai

Friday, June 5, 2015

Ikan Jogoripuh sebutan untuk ikan air tawar yang satu ini di tempat tinggal saya atau di tempat disebut ikan kekel ada juga yang menyebut ikan bloso. Ikan jogoripuh atau ikan kekel ini bisanya hidup di antara sela-sela batu yang terdapat di sungai yang mengalir.

Di tempat saya tinggal ikan Jogoripuh atau ikan bloso atau ikan kekel ini sekarang ini sudah menjadi ikan yang susah untuk mendapatkannya di sungai ya di karenakan sungainya sendiri tidak bisa mendukung kelangsungan kehidupan ikan jogoripuh atau ikan kekel ini. 

Batuan kali untuk tahun 2015 ini sudah hampir-hampir tidak ada lagi di sungai-sungai tempat saya tinggal. Kalau waktu dulu saat saya masih Sekolah Dasar sampai SMP masih melimpah ruah Batuan Kali ini. 

Ikan jogoripuh atau ikan kekel ini bentuknya mirip seperti ikan lele tetapi di punggung ikan jogoripuh ini terdapat sirip yang berbeda dengan sirip ikan lele. Kalau ikan lele siripnya memanjang dari belakang kepala ke belakang hampir sampai ekornya sedangkan ikan Jogoripuh atau ikan kekel ini mempunya sirip kecil di belakan kepala dan satu lagi di dekat ekornya. Ikan Jogoripuh atau ikan kekel ini adalah ikan air tawar yang tergolong ikan yang kecil besarnya hanya sejari kelingking orang dewasa, saya belum pernah melihat ikan jogoripuh atau ikan kekel ini seukuran jempol orang dewasa.

Di waktu dulu saat saya masih Sekolah Dasar (SD) untuk mendapatkan ikan jogoripuh atau ikan kekel ini menggunakan alat perangkap bengkeng yang di pasang di aliran air. Biasanya kalau sudah sore tiba saya bersama teman-teman akan pergi ke sungai (kali belakang rumah) untuk mencari ikan jogoripuh atau ikan kekel ini.

Ikan jogoripuh atau ikan kekel ini kalau di bandingkan dengan ikan uceng rasanya sedikit lebih keras. Cara masaknya biasanya hanya digoreng saja, di tambah sambal bawang dan nasi liwet untuk sarapan pagi di waktu kecil dulu.



Ikan Uceng atau Iwak Uceng di Kali Sepring

Menurut Aku ikan sungai atau kali yang paling enak adalah ikan uceng atau iwak uceng dalam bahasa jawanya. Di tempat kelahiran ku di sungai belakang rumah Sungai Kresek di kedung sepring dulu banyak sekali ikan uceng atau iwak uceng ini.

Untuk mendapatkan ikan uceng atau iwak uceng ini dahulu Bapak saya menggunakan alat perangkap yang kami sebut dengan nama Bengkeng. Alat ini terbuat dari anyaman bambu yang di buat sendiri jadi tidak beli, pada waktu sore hari alat perangkap ikan atau bengkeng ini di pasang di aliran air sungai dan pada pagi hari berikutnya baru di ambil lagi, nah di dalam bengkeng ini kita akan mendapati begitu banyak ikan yang terperangkap didalamnya. Itu tadi sekilas tentang bengkeng yang digunakan untuk menangkap ikan.

Untuk ikan uceng sendiri adalah ikan jenis air tawar yang biasanya hidup di sungai yang mengalir, tidak semua sungai terpat ikan jenis ini hanya di sungai yang dangkal dan airnya mengalir. Sedangkan sekarang ini ikan uceng sudah banyak kehilangan tempatnya utuk hidup, Sungai yang dulunya banyak terdapat batu-batu besar maupun kecil sekarang tinggal menjadi padas yang di aliri air. Sedangkan ikan uceng ini senang hidup diantara bebatuan yang terdapat di sungai yang dialiri air.


Saya mencari di Google mengenai pembudidayaan ikan uceng ini tapi sampai sekian lama juga belum ada yang memuat tentang budidaya ikan uceng, entah mengapa apakah memang susah pembudidayaannya atau memang orang tidak mau membudidayakannya. Sedangkan untuk belajar sendiri saya belum mengetahui cara beternak ikan. Padahal ikan uceng adalah ikan air tawar Favorit saya enak banget di makan pakai sambal bawang dan nasi liwet.

Kicauan Kacer Hitam Menyanyikan Lagu Cinta

Monday, June 1, 2015

Dulu sekali waktu masih SD kalau gak salah inget pernah liat dan denger kicauan burung kacer hitam ini di sungai sebelah utara runahku tepat nya di sungai kresek atau Kali Kresek di tempat kedung sepring dulu masih asri banyak terdapat pepohonan yang rimbun serta pokok-pokok bambu yang banyak terdapat di tepi sungai kresek tepatnya di kedung sepring. 

Disanalah dulu aku melihat burung kacer hitam bertengger di dahan pohon sambil berkicau menyanyikan lagu cinta untuk menarik pasangan betinanya.

Tetapi sekarang kalau saya di tempat itu atau sungai kresek kedung sepring tidak akan lagi mendapti melihat burung kacer hitam ini. Apalagi mendengarkan suara kicauan nyayian cintanya lagi. Kalau kita ingin mendengarkan suara kicauan burung kacer hijau ini kita harus membelinya di pasar-pasar burung atau ke pedagang burung. 


Sedangkan burung kacer sendiri ada beberapa macam di Indonesia Burung kacer atau Magpie Robin yang populer di Indonesia saat ini ada dua jenis, yakni kacer hitam yang sering disebut kacer jawa dan kacer poci atau kacer sekoci yang sering disebut kacer sumatra. Burung ini memang masih berkerabat yakni sama-sama dalam genus Copsychus.

Burung kacer jawa nama ilmiahnya adalah Copsychus sechellarum sedangkan kacer poci adalah Copsychus saularis.


Perbedaan keduanya yang menyolok hanyalah pada warna bulu hitam-putih. Copsychus sechellarum atau kacer jawa berbulu hitam semua di bagian dada sampai dekat kloaka, sementara Copsychus saularis ataui kacer poci warna hitam hanya sampai dada dan ke bawah hingga kloaka berwarna putih. Sementara itu burung yang sangat mirip dengan kacer poci atau kacer sumatra adalah kacer madagaskar (Copsychus albospecularis).

Seperti disebutkan di atas, kacer terdiri dari 3 species, yakni Copsychus saularis, Copsychus sechellarum dan Copsychus albospecularis. Khusus untuk Copsychus saularis (Oriental Magpie Robin) ini terdiri dari 9 subspecies, yaitu:

1. saularis, (Thailand, India, Nepal, Malaysia, Indonesia)
2. andamanensis, (Kep. Andaman)
3. musicus, (Peninsular, Malaysia, Thailand)
4. prosthopellus, (Hainan-China)
5. erimelas (India ke Indochina),
6. pluto (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
7. ceylonensis (India, Srilanka),
8. adamsi (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
9. mindanensis (Mindanao-Philippines).

Kacer sumatera atau kacer poci mempunyai warna hitam pada kepala, leher sebatas dada, punggung dan bagian luar ekor. Sedangkan warna putih berada pada dada, perut dan ekor bagian dalam. Penyebaran mulai China, India, Nepal, Thailand, Indochina, Filipina, Malaysia dan Indonesia.

Kacer hitam atau sering disebut kacer jawa
Memiliki suara yang keras, nyaring dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil membuka ekor serta mengeluarkan suara kicauan yang merdu. Burung ini sangat menyukai udara panas.





Kacer hitam (Copsychus sechellarum) atau Seychelles Magpie Robin penyebarannya mulai dari Seychelles (Afrika), Jawa dan Kalimantan (Indonesia). Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali pada sayap terdapat warna putih. Kemampuan berkicau sangat baik dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil memainkan ekor. Volume suara sedang. Jenis ini juga sangat suka dengan udara panas.

Cucak Hijau Yang Serak

Burung Hijau ini adalah burung yang sering kita liat sekarang banyak di pasar-pasar burung. Burung hijau ini merupakan burung berkicau burung hijau ini atau orang sering menamainya dengan Cucak Hijau atau Murai Daun, Burung cucak hijau atau murai daun ini kalau berkicau sangat menyenangkan bagi pendengarnya.

Diwaktu dulu mungkin orang tidak akan menyangka bahwa burung hijau atau cucak hijau ini bisa hilang dari kehidupan alam sekarang ini. Begitu banyaknya orang yang memburu burung hijau atau cucak hijau ini untuk sekedar dipelihara di dalam sangkar dan di dengarkan suara kicauan cucak hijau ini.

Saya banyak membaca artikel-artikel mengenai burung hijau atau cucak hijau ini menjelaskan bahwa dari cara pemilihannya pada waktu anakan, untuk pemeliharaannya dan untuk mendapatkan kicauan burung cucak hijau ini. 

Untuk menjernihkan suara cucak ijo menggunakan ramuan tradisional. Bagi anda yang burung  cucak hijaunya sedang bersuara serak, cobalah ramuan tradisional berikut untuk mengatasinya. Berikan air teh yang tidak terlalu manis dan campurkan air perasan jeruk nipis (cukup setengah potong jeruk nipis) sebagai pengganti air minum. Pemberian air minum tersebut cukup 2 kali dalam seminggu.


Menjaga kesehatan burung cucak hijau sangat penting agar tubuh selalu dalam kondisi fit dan selalu rajin berkicau. Sediakan jahe, kunyit, dan kencur masing-masing cukup 1 ruas/buah. Kemudian semua bahan tersebut diparut dan diperas airnya. Air perasan tersebut anda campurkan kedalam tempat minum burung. (jika burung tidak mau minum, ambil tempat makan, minum, dan pisang selama penjemuran. Setelah proses penjemuran selesai baru kemudian masukan tempat minum yang sudah dicampurkan air perasan tersebut, biasanya burung akan langsung meminumnya). Lakukan pemberian ramuan tradisional ini minimal 1 bulan sekali.


Kutilang Tak Berbunyi Lagi

Thursday, May 28, 2015

Di waktu menjelang matahari terbit di atas bukit Cumbri dan setelah ayam jantan berkokok di pagi hari biasanya akan terdengar kicauan burung Kutilang di belakang rumahku, itu akan membuat aku terbangun dan biasanya akan langsung mengambil handuk trus mandi pagi tidak lupa juga untuk mengosok gigi. Tetapi kini setelah selang waktu beberapa tahun walaupun matahari sudah terbit tinggi tak aku dengarkan lagi kicauan detilung detilung detilung dari burung kutilang.

Cucak Kutilang atau Kutilang adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Orang Sunda menyebutnya cangkurileung, orang Jawa menamainya ketilang atau genthilang, mengikuti bunyi suaranya yang khas. Dalam bahasa Inggris burung ini disebut Sooty-headed Bulbul, sementara nama ilmiahnya adalah Pycnonotus aurigaster; mengacu pada bulu-bulu di sekitar pantatnya yang berwarna jingga.

Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm.

Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna coklat kelabu, sisi bawah (tenggorokan, leher, dada dan perut) putih keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi, topi dan jambul, berwarna hitam. Tungging (di muka ekor) nampak jelas berwarna putih, serta penutup pantat berwarna jingga.


Cucak kutilang kerap mengunjungi tempat-tempat terbuka, tepi jalan, kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan sekunder, sampai dengan ketinggian sekitar 1.600 m dpl. Sering pula ditemukan hidup meliar di taman dan halaman-halaman rumah di perkotaan. Burung kutilang acapkali berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain.

Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama adalah buah-buahan yang lunak. Cucak kutilang sering menjengkelkan petani karena kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak di kebun. Namun sebaliknya burung ini menguntungkan petani karena juga memangsa pelbagai jenis serangga, ulat dan aneka hewan kecil lainnya yang menjadi hama tanaman.

Kelompok burung ini acap terbang dengan ribut, berbunyi nyaring cuk, cuk, ..tuit,tuit! ; atau bersiul berirama yang terdengar seperti ke-ti-lang.. ke-ti-lang.. berulang-ulang di atas tenggerannya.

Burung Kutilang memiliki kebiasaan untuk berjemur dan mandi embun setiap pagi,hal ini berguna untuk menjaga bulunya yang terus di minyaki. Minyak ini berasal dari bagian belakang dekat ujung ekornya yang berhubungan dengan badan. Burung Kutilang juga memiliki kebiasaan menaikan jambulnya bila senang maupun ingin buang air besar. Burung Kutilangpun memiliki masa "Mabung" yaitu saat dimana bulu yang lama rontok dan berganti bulu yang baru. Di saat Mabung burung Kutilang akan cenderung lebih diam baik secara suara maupun gerakan.

Sarang cucak kutilang berbentuk cawan dari anyaman daun rumput, tangkai daun atau ranting yang halus. Telur dua atau tiga butir, berwarna kemerah-jambuan berbintik ungu dan abu-abu. Tercatat bersarang sepanjang tahun kecuali Nopember, dengan puncaknya April sampai September.

Burung kutilang menyebar luas di Tiongkok selatan dan Asia Tenggara (kecuali Malaysia), Jawa serta Bali. Diintroduksi ke Sumatra dan Sulawesi, beberapa tahun yang silam burung ini juga mulai didapati di Kalimantan.

Branjangan Berkicau Sambil Terbang

Waktu dulu jaman aku masih sekolah di SD masih sangat banyak ku temui burung yang kalau di waktu dia terbang dia berkicau dengan indah dan nyaring, katanya sih itu burung branjangan.

Kalau di tempatku dulu burung ini atau burung branjangan ini hidup di persawahan, membuat sarang dan bertelur sampai dengan mengasuh anak-anaknya di sawah. Setahu aku burung branjangan ini kalau membuat sarang di sela-sela tumbuhan kedelai diwaktu menjelang musim penghujan hampir habis atau datangnya musim kemarau.

Tapi kini di sawah-sawah sekitar tempat aku tinggal tak terlihat lagi burung branjangan yang berkicau riang sambil terbang di langit, Burung branjangan sudah kehilang kebebasannya untuk berkicau di langit di atas hamparan sawah-sawah di waktu ini, sekarang burung branjangan banyak kita jumpai di pasar-pasar burung.

Membahas Burung Branjangan yang populer adalah yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya khususnya Jawa Tengah.  Burung dari kawasan ini memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar branjangan. Antara lain adalah mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm.


Wilayah Jawa Barat yang menjadi maskot bagi penggila branjangan adalah yang berasal dari daerah Sapan. Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini. Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat dari fisiknya tidak terlalu besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda jika dibandingkan dengan branjangan dari daerah Jawa Tengah yang dapat mencapai ukuran tubuh 12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan cenderung berpola lebih gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir serupa dengan branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.


Memilih branjangan: Tidak ada patokan khusus dalam memilih branjangan. Ciri-ciri branjangan yang baik antara lain bentuk fisiknya atletis, ekor dan badan panjang, mata tajam menunjukkan petarung, bulu lembut seperti sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi agak bengkok sedikit ke bawah.


 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Cumbri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger