BALON mendengar kata tersebut aku jadi teringat dengan suatu benda yang melayang-layang di udara di waktu hari-hari Puasa menjelang lebaran. Di daerah asalku Desa kelahiranku Kepyar waktu dulu jaman tahun 1988 sampai 1997 di waktu menjelang Lebaran atau Hari Raya Idhul Fitri akan banyak anak-anak yang senang membuat suatu hiburan di buatnya balon dari bahan plastik putih maupun hitam yang biasa di beli di pasar Purwantoro.
Untuk membuat balon yang kita perlukan adalah bahan-bahan yang sederhana yaitu platik atau pun kertas, untuk membuat balon dari bahan plastik alatnya cukup menggunakan ublik dan lidi dari pohon kelapan, sedangkan untuk bahan kertas alatnya cukup dengan lem dan ketelatenan.
Waktu dulu jaman belum semodern sekarang ini untuk mengisi waktu di bulan Puasa anak-anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) maupun yang sudah di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di waktu sore hari menghibur dirinya dengan membuat balon ini setelah selesai biasanya akan di umbulne (diterbangkan) dengan menggunakan asap yang di peroleh dengan membakar Blarak (Daun Kelapa Kering) dan sampah-sampah daun yang banyak terdapat di bawah pohon di sekitar jalan Desa. Tapi waktu dulu itu menuruk saya kok terasa lucu juga waktu balon yang selesai di buat dan di terbangkan tapi setelah terbang di kejar sampai turun lagi dan di bawa pulang.
Itu tadi sekelumit kesibukan anak-anak Desaku jaman 1988 sampai 1997 untuk mengisi waktu di sore hari bulan Puasa. Menjelang berakhirnya Bulan Puasa anak-anak akan membuat jenis Balon yang sama tetapi ukurannya yang jauh berbeda biasanya ukuran diameter balonnya itu akan 2 meter sampai 3 meter dan ketinggiannya biasanya ada yang 5 m sampai 8 meter, balon yang ukurannya besar ini akan di umbulne (diterbangkan) di waktu setelah selasai Sholat Idhul Fitri, di lapangan Desa Kepyar ( Lapangan Mandala Bakti) akan dilaksanakan Sholat Idhul Fitri seluruh warga baik yang masih kecil sampai yang sudah tua.
Di lapangan Desa ini beramai-ramai Balon yang ukurannya Super Besar menurut pandangan orang-orang Desa kami akan di umbulne (diterbangkan) tetapi untuk balon yang ukuran besar ini tidak akan dikejar lagi.